Blog

Uzbekistan Nomadic Couple Uzbekistan Nomadic Couple

Jadi fotografer dadakan Wapres

Tiba tiba jadi fotografer untuk meliput kunjungan Wakil Presiden ke Uzbekistan

Pas tanggal 12 juni 2023 kemarin saya punya aktivitas baru, yaitu jadi fotografer dadakan untuk kunjungan Wakil Presiden RI yaitu K.H Ma’ruf Amin ke Uzbekistan selama 3 hari di Tashkent, Uzbekistan. Saya diminta untuk jadi fotografer dari pihak KBRI Tashkent untuk mendokumentasikan kegiatan Wapres selama berada di sini, sempat berpikir untuk menolak karena kepikiran harus memakai setelan full karena acara kenegaraan di musim panas, tapi karena ingin merasakan kembali kerja dilapangan sebagai fotografer yang dikejar deadline akhirnya saya terima juga.

Untuk “gig” kali ini saya memakai dual body kamera utama yaitu EOS R6 dengan lensa EF 24-70mm F2.8 L USM dan EOS R5 dengan lensa RF 70-200mmF2.8 IS L USM plus Leica Q2 untuk kamera cadangan.

EOS R6 +EF 24-70mm F2.8 L USM dan EOS R5 + RF 70-200mm F2.8 L IS USM.

Gaya dulu sebelum bertugas gaess.

Sekpri Dubes merangkap fotografer backup, namanya adalah Mufti.

Day 1

Semua pihak yang berkepentingan untuk penjemputan kedatangan Wapres berkumpul dahulu di KBRI Tashkent lalu bersama sama berangkat ke airport, kami tidak menuju ke area kedatangan biasa maupun VIP namun langsung ke tarmac / apron untuk menyambut di depan pintu pesawat. Pesawat yang dipakai adalah Garuda Indonesia, ini mungkin Garuda Indonesia yang pertama mendarat di Tashkent semenjak kedatangan Presiden Soeharto ke Tashkent.

Persiapan di area kedatangan di pinggir tarmac.

Kendaraan yang akan dipakai menjemput Wakil Presiden.

Menuju ke arah pesawat secara beriringan, saya berada di mobil khusus untuk media.

Pesawat yang digunakan oleh Wakil Presiden.

Menunggu pintu pesawat dibuka.

Penjemputan Bapak Wakil Presiden RI oleh Bapak Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Uzbekistan dan Kyrgiztan .

Karena kondisi depan tangga pesawat yang ramai akhirnya saya memutuskan mundur dan memakai lensa tele.

Wakil Presiden disambut oleh deputi Perdana Menteri Uzbekistan.

Penyambutan oleh Atase Pertahanan RI untuk Uzbekistan.

Setelah selesai penyambutan oleh pihak pemerintah Uzbekistan, kami langsung menuju ke hotel yang telah di pilih oleh pihak Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres), hotel yang dipilih adalah Hotel Intercontinental Tashkent. Sesampai di hotel Wapres disambut oleh seluruh Staff KBRI Tashkent.

Penyambutan oleh staff KBRI tashkent.

Staff KBRI Tashkent.

Penyambutan rombongan Wakil Presiden oleh pihak hotel.

Setelah tiba dan disambut dihotel ternyata tugas saya di hari pertama belum selesai, karena pak Wapres dan Dubes serta Athan ( Atase Pertahanan ) masih harus mendiskusikan tentang agenda perjalanan Wapres. akhirnya saya keliling mencoba mencari objek foto yang kira kira sesuai dengan tema tugas kali ini.

Berikut ini sebagian foto yang saya ambil :

Kiri : Atase Pertahanan, Kanan : Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Uzbekistan dan Kyrgiztan.

Diskusi sesama anggota Kemlu, dari kiri ke kanan adalah :

Ika ( Protkons KBRI Tashkent ), Geri ( Anggota Direktorat Jenderal Protokol Konsuler ), Iis ( BDSP Kemlu ), dan Kepala Protokol Negara Andy Rachmianto.

Diskusi bersama dengan anggota keprotokolan.

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Uzbekistan dan Kyrgiztan Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd

Home Staff dari Fungsi Ekonomi dari KBRI yaitu Ibu Janna (kedua dari kiri) menemani rombongan diplomat yang ikut datang ke Tashkent.

Ibu Rofita Home Staff Fungsi Politik KBRI ( Tengah ) menjelaskan tentang Uzbekistan ke rombongan Wapres.

kiri - kanan : Istri Asisten Atase Pertahanan, Ibu Atase Pertahanan.

Atase Pertahanan beserta istri.

Setelah menunggu para Home Staff selesai berbincang bincang mungkin kurang lebih 2 jam akhirnya tugas motret hari ini pun selesai dan sudah bisa pulang, namun seperti biasa, kerjaan saya belum selesai karena masih harus berjibaku di depan komputer untuk ngedit dikarenakan fotonya mau dipakai untuk berita dan artikel di website serta sosial media KBRI Tashkent, Walhasil baru sekitaran jam 2 malam baru selesai ngedit dan upload ke google drive dan setelah itu akhirnya bisa tidur.

Day 2

Tugas di hari ke 2 dimulai pagi hari, pukul 08.30 saya sudah berada di hotel Intercontinental dikarenakan acara akan dimulai pada pukul 10.00 waktu setempat. Acara pertama adalah Dialog Kebangsaan antara Wapres dan seluruh WNI yang berada di bawah naungan KBRI tashkent yaitu Uzbekistan dan Kyrgiztan, dan acara kedua adalah business gathering yaitu pertemuan antara Wapres dengan para pengusaha Uzbekistan di bidang perdagangan dan pariwisata.

Sambil menunggu Wapres datang pihak Hotel menyediakan 2 ruangan Coffee Break, 1 untuk para WNI peserta dialog kebangsaan dan 1 untuk para pengusaha Uzbekistan yang mengikuti acara business gathering. Pihak KBRI tashkent juga menyediakan booth yang menampilkan berbagai macam barang produk hasil indonesia dari berbagai macam brand.


Pak Dubes sedang berbincang bincang sejenak sebelum pergi menjemput Wapres.

Para WNI sedang menikmati sajian yang disediakan oleh pihak hotel.

Ibu Rofita beserta Ibu Athan sedang berbincang bincang.

Booth yang disiapkan oleh pihak KBRI Tashkent.

Sampel produk Indonesia yang dipromosikan oleh pihak KBRI Tashkent.

Tepat pukul 10.00 bapak Wapres sudah tiba di gedung tempat acara dengan ditemani bapak Dubes dan Kepala Protokol Negara, beliau langsung menuju ke ruangan tempat acara Dialog Kebangsaan.

Namun sayangnya terjadi miss komunikasi antara saya dan mufti, saya pikir dia sudah ada didalam ruangan namun dia juga berpikiran bahwa saya sudah masuk ke dalam ruangan, walhasil setelah pintu ditutup kami tidak bisa mengambil foto acara dialog kebangsaan. Kami sempat ingin masuk namun ditahan oleh pihak Paspampres, padahal nama kami sudah masuk dalam daftar tim media namun setelah diberitahu itu, tetap saja jawabannya adalah tidak bisa.

Akhirnya daripada pusing sendiri, jadi saya pergi makan snack dan ngopi sambil menunggu acara selesai, lumayanlah ada jeda waktu 1 jam sampai acara business gathering dimulai.

Menikmati snack dan kopi, Ki-Ka: Ketua PPLN Tashkent 2024, BPKRT KBRI Tashkent dan mufti.

Sambil menunggu acara dialog kebangsaan selesai dan acara business gathering dimulai, para pengusaha Uzbekistan yang telah datang dipersilahkan menunggu sambil menikmati sajian yang telah disiapkan di ruangan istirahat untuk peserta business gathering.

Suasana ruangan coffee break untuk peserta business gathering.

Tepat pukul 11.30 Wapres berjalan menuju ke ruangan tempat acara business gathering, kali ini saya dan mufti berbagi tugas, mufti stand by didalam sedangkan saya diluar sambil berdoa dalam hati moga moga Paspampres nya tidak ngeyel lagi.

Iseng iseng panning.

Untungnya kali ini saya diperbolehkan masuk kedalam, kali ini acara dimulai dengan sambutan Bapak Dubes, dilanjutkan dengan sambutan dan pidato dari Wapres, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Pidato singkat oleh Wapres.

Suasana dalam ruangan acara business gathering.

Pak Dubes juga bertindak sebagai pembawa acara.

Sesi tanya jawab, peserta dipersilahkan bertanya ke Wapres.

Pak Dubes dan Wapres sedang mendengarkan pertanyaan dari peserta acara.

Wapres mejawab pertanyaan dari para peserta acara.

Setelah sesi tanya jawab acara pun selesai, dan dilanjutkan dengan Konfrensi Pers oleh Wapres ke berbagai awak media.

Tugas saya hari ini pun selesai, sebenarnya agenda Wapres di hari ke 2 ini masih ada, misalkan bertemu dengan Perdana Menteri Uzbekistan, namun karena yang hadir dalam pertemuan itu adalah orang orang tertentu saja jadi saya tidak bisa ikut. Makanya saya memilih kembali ke rumah, kemudian seperti biasa lanjut duduk depan komputer kemudian mulai mengedit lagi sambil charge batrei kamera untuk acara di hari ke 3.

DAY 3

Untuk hari ke 3 ini saya menggunakan Leica Q2 dan EOS R5 dengan lensa tele RF 70-200 f2.8 L IS USM, dikarenakan mufti membawa si R6 ke Samarkand, soalnya rencananya setelah kegiatan di Tashkent hari ini selesai, Wapres dan rombongan akan bertolak ke Samarkand.

Tujuan pertama kegiatan hari ini adalah ke lokasi pembangunan Center of Islamic Civilization, ini merupakan salah satu proyek konstruksi terbesar di Uzbekistan dengan anggaran 150 jt USD yang dibiayai penuh oleh Alisher Usmanov, seorang oligarki Uzbekistan yang sekarang tinggal di Moskow, Rusia.

Wapres tiba dilokasi dan disambut oleh Direktur Center of Islamic Civilization.

Untuk saat ini bagian yang baru selesai dikerjakan adalah bagian museum yang menampilkan profil para cendikiawan muslim beserta alat dan kitab yang dipakainya.

Bapak dan Ibu Wapres sedang melihat koleksi museum.

Ada yang tahu itu patung siapa ?

Direktur Center of Islamic Civilization sedang memberikan penjelasan kepada Bapak dan Ibu Wapres.

Ada yang tahu ini alat apa ?

Maket kota Samarkand jaman dulu.

Kunjungan Wapres dan rombongan di Center of Islamic Civilization ditutup dengan penyerahan plakat oleh pihak Center of Islamic Civilization ke Wapres.

Setelah selesai agenda di Center of Islamic Civilization, rombongan beranjak ke kompleks makam Khazrati Imam atau yang biasa disebut dengan Khast Imam, disini rencananya Wapres akan melihat secara langsung Al-Quran tertua di dunia yang di susun dijaman pemerintahan Khalifah Usman bin Affan di abad ke VII, cuma ada 6 Al Quran yang disusun pada jaman Khalifah Usman bin Affan dan yang tersisa sekarang cuma ada 4 yang tersebar di Uzbekistan, Inggris, Mesir dan Turki, dan yang paling terjaga dan terawat berada di Uzbekistan. Lokasinya berada pas di samping kompleks Center of Islamic Civilization. Selain menjadi tempat tujuan wisata dan museum, kompleks ini juga tetap menjadi tempat untuk sholat.

Rombongan disambut oleh Imam kompleks Khazrati Imam.

Pengelola Khast imam sedang menjelaskan ke Wapres tentang Al Quran Usman dalam bahasa arab.

Wapres memberikan Al Quran terjemahan ke pihak pengelola Khast imam.

Setelah puas melihat Al-Quran tertua didunia rombongan kemudian beranjak ke arah makam imam Abubakr ibn Ali ibn Ismail Al Kaffol al Shoshiy, beliau merupakan Imam pertama Tashkent. Jika ingin membaca lebih lanjut tentang beliau kalian bisa baca artikel disini dan disini. Kali ini agenda Wapres di makam imam Abubakr ibn Ali ibn Ismail Al Kaffol al Shoshiy adalah untuk berdoa.

Memasuki ruangan makam.

Wapres memimpin doa bersama untuk imam Abubakr ibn Ali ibn Ismail Al Kaffol al Shoshiy.

Makam imam Abubakr ibn Ali ibn Ismail Al Kaffol al Shoshiy.

Setelah itu rombongan bertolak kembali ke hotel untuk siap siap melanjutkan perjalanan Samarkand. Sesampainya di hotel saya mempunyai kesempatan istirahat dulu karena cuaca lumayan panas dan matahari lagi tersenyum dengan ceria, suhu hari ini ada di kisaran 38°- 40°C, dan sebelum rombongan Wapres dan pak Dubes berangkat ke Samarkand tidak lupa untuk foto bersama Wapres dahulu beserta seluruh keluarga besar KBRI Tashkent yang lagi berada di Tashkent, kenapa cuma yg lagi berada di tashkent ? itu karena ada sebagian yang sudah berangkat duluan ke Samarkand untuk mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan Wapres di Samarkand.

Foto bersama keluarga besar KBRI Tashkent.

Dan tugas hari ini pun selesai, semuanya berjalan lancar walaupun ada banyak drama ala fotografer sih, seperti yg kehalangan sama fotografer dari pihak Setwapres yang tidak mau mengalah (mungkin dia ga tau ada namanya etika dalam dunia foto kali ya, ga mau gantiaaan brooo …. ), sisanya seperti biasa edit dan kirim ke google drive.

Kerjaan kali ini memberi pengalaman baru bagi saya, soalnya ini kali pertama saya memotret acara kenegaraan yang pelakunya adalah pemimpin negara, dulu sih pernah motret untuk Wapres juga waktu jamannya Jusuf Kalla tapi itu cuma motret untuk company profile untuk Kalla Group.

Sekian dulu untuk blog kali ini, terima kasih telah membaca dan sampai jumpa di tulisan berikutnya.

Read More
Uzbekistan Nomadic Couple Uzbekistan Nomadic Couple

Jalan Jalan ke Samarkand

Jalan Jalan ke Samarkand sambil hunting foto dengan Leica Q2 dan Ricoh GR III

Day 1

Tanggal 30 juni kemarin kami sekeluarga pergi jalan jalan ke Samarkand, Uzbekistan. kebetulan mertua saya datang dan bertepatan dengan libur cuti bersama Idul Adha 2023, sebelumnya kami sempat memikirkan opsi untuk pergi ke Termez, tapi setelah menimbang bahwa mertua baru datang dan pasti masih jet lag, ditambah jarak dari Tashkent ke Termez lumayan jauh dan memakan waktu yang lama walaupun pergi menggunakan kereta, akhirnya kami memutuskan untuk pergi jalan ke Samarkand saja.

Kami berangkat menggunakan kereta api Afrosiyob yang merupakan kereta tercepat di Uzbekistan, dengan kecepatan hingga 210km / jam. Kereta ini beroperasi setiap hari dan melayani rute berikut: Tashkent-Samarkand-Bukhara dan Tashkent-Samarkand-Karshi. Semua gerbong ber-AC dan bebas rokok. Kereta ini memiliki kursi yang nyaman, dan banyak fasilitas lainnya. Kereta ini juga cocok untuk penumpang dengan disabilitas.

Begitu tiba di Samarkand kami langsung dijemput sama shuxrat yg merupakan salah seorang staff di tempat istri saya bekerja, kenapa bisa ? karena sebelumnya dia berangkat duluan menggunakan mobil kami. Alasan pertama adalah biar kami selama di Samarkand bisa menggunakan kendaraan pribadi, dan yang terpenting adalah karena kami tidak dapat tiket kereta untuk pulang ke Tashkent.

Setelah keluar dari stasiun kereta kami langsung menuju ke kompleks pemakaman Amir Temur atau yang biasa disebut dengan Gur e Amir yang jika di translate adalah “tomb of the ruler” atau “tomb of the Emir”. Tempat ini merupakan makam dari tokoh terbesar dari Uzbekistan yaitu Tamerlane atau Amir Timur beserta keluarga dan orang orang terdekatnya. Kompleks Gur e Amir merupakan salah satu tempat tujuan wajib jika berkunjung ke Samarkand, dan karena kami rencananya akan pulang menggunakan mobil, jadi biar tidak bolak balik kami memutuskan untuk kesitu dulu biar keesokan harinya kami bisa jalan ke tempat lain yang searah dengan jalur pulang menuju Tashkent.

Gur e Amir

Foto bersama dulu didepan pintu masuk Gyr e Amir bersama Abah, Mama dan adik. Photo by Yungki with Leica Q2

Didalam Gur e Amir ini banyak warga lokal yang datang untuk berziarah dan berdoa, sedangkan para turis ( kami ) biasanya fokus mengagumi kemegahan interior makam. 

Bagian Kubah dan dinding atas dari interior Gur e Amir. Photo by Yungki with Leica Q2

Di bagian dinding terdapat kaligrafi menggunakan bahasa arab. Photo by Yungki with Leica Q2

Salah satu sudut bangunan dari Gur e Amir. Photo by Yungki with Leica Q2

Suasana di dalam Gur e Amir. Photo by Ika with Ricoh GR III

Salah satu pengunjung lagi melihat suasana dalam makam. Photo by Yungki with Leica Q2

Setelah puas berkeliling dan melihat kompleks Gur e Amir, kami lalu berangkat menuju ke hotel untuk menaruh barang. Lokasi hotel yang kami pilih terletak di belakang Registan Square, dengan tujuan jikalau ada yang ingin jalan jalan ke Registan Square malam hari mereka tidak jalan kaki terlalu jauh, dan salah satu alasan kami memilih hotel ini adalah karena area rooftop hotel memiliki pemandangan langsung ke arah Registan Square.

Duduk santai di area rooftop restaurant dengan view Registan. Photo by Yungki with Leica Q2

Area lain Rooftop dengan view Registan. Photo by Yungki with Leica Q2

Setelah selesai menaruh tas kami lalu bergegas pergi ke Registan dengan berjalan kaki, mumpung suasana sudah sore hari jadi cuaca agak bersahabat untuk jalan kaki dan menikmati suasana di sekitar Registan.

Abah, Mama dan Adik lagi melihat jam matahari. Photo by Yungki with Leica Q2

Istirahat sambil menunggu adik bikin konten untuk IG. Photo by Yungki with Leica Q2

Sambil menunggu yang lain berkeliling melihat pemandangan di salah satu bangunan sayap Registan, mata saya tertarik ke arah pemandangan di tengah taman, ada satu keluarga uzbek yang sedang menikmati sore dan tangan secara refleks mengambil kamera lalu memencet shutter. Untungnya momen yang tertangkap sesuai harapan.

Photo by Yungki with Leica Q2

Setelah itu kami lanjut pindah ke bangunan lainnya yang ternyata merupakan Masjid dalam kompleks Registan.

Suasana dalam masjid untuk area wanita. Photo by Ika with Ricoh GR III

Setelah melihat interior Masjid / Musollah kami lanjut jalan ke area museum.

Suasana dalam museum registan. Photo by Ika with Ricoh GR III

Al Quran yang ditulis oleh kaligrafer Samarkand . Photo by Ika with Ricoh GR III

Rasi bintang yang terletak di plafon salah satu ruangan di museum. Photo by Ika with Ricoh GR III

Setelah tadi saya yang menemukan momen untuk difoto, kali ini giliran Ika yang menemukan momen yang ingin di tangkapnya.

Photo by Ika with Ricoh GR III

Kemudian kami lanjut jalan menuju kearah pintu keluar dikarenakan sudah hendak memasuki waktu Shalat Maghrib, namun di tengah perjalanan saya melihat ada permainan bayangan yang menarik.

Photo by Yungki with Leica Q2


Setelah tiba di pintu utama jangan lupa untuk foto bersama, karena entah kapan lagi bisa kesini bareng dengan keluarga.

Photo by Yungki with Leica Q2

Kami lalu kembali ke hotel untuk mandi, sholat Maghrib lalu di lanjutkan dengan keluar mencari makan malam, kemudian istirahat untuk lanjut ke tujuan berikutnya esok hari.

Day 2

Pagi hari kami mulai dengan sarapan di hotel kemudian lanjut check out, lalu menuju ke destinasi pertama yaitu Masjid Bibi Khanym atau biasa disebut Bibi Khanum. Masjid ini merupakah salah satu masjid terbesar dalam peradaban islam di abad ke 15. Untuk hari kedua ini tidak terlalu banyak foto yang diambil karena lebih fokus menikmati saja, dan juga banyak destinasi yang dilarang untuk mengambil gambar atau video, misalkan Shah-i-Zinda dikarenakan didalam kompleks tersebut ada makam dari sepupu Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang bernama Kusam ibn Abbas.

Behind the scene ketika Ika lagi mengambil foto di Bibi Khanym. Photo by Yungki with Leica Q2

Bermain dengan cahaya di dalam bangunan Bibi Khanym. Photo by Yungki with Leica Q2

Istirahat dulu setelah naik tangga yang lumayan curam di kompleks Shah-i-Zinda. Photo by Ika with Ricoh GR III

Foto bersama di kompleks pemakaman Shah-i-Zinda. Photo by Yungki with Leica Q2

Akhirnya ada juga foto walaupun di candid. Photo by Ika with Ricoh GR III

Setelah dari Shah-i-Zinda kami lalu menuju ke Makam Imam Bukhari yang terletak dipinggir kota Samarkand, namun sayang ternyata masih ditutup karena sedang di renovasi. Akhirnya kami lalu lanjutkan perjalanan pulang ke Tashkent.

Read More